Rabu, 26 Januari 2011

Evaluasi Dan Pernyataan Sikap Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jogjakarta Terhadap 7 Tahun Kinerja Pemerintahan SBY

        Dengan hanya tetap mengharaap ridhlo dari Allah SWT ,Setelah menyaksikan,merasakan ,membaca,menganalisa ,menilai dan menimbang dengan matang,maka perlu untuk diberikan evaluasi terhadap kinerja pemerintahan kabinet Susilo Bambang Yudhoyono ,yang hingga 28 januari 2011 mendatang ,genap berusia 7 tahun .oleh karena itu,Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Yogyakarta dengan ini menyatakan sikapnya ,sekaligus mengajak kepada seluruh komponen yang ada di seluruh negeri ,untuk turut memberi evaluasi dan menilai serta mengambil keputusan yang sebenar-benarnya. Tentu kesemuanya itu hanya untuk atau  demi masa depan bangsa yang lebih baik ,yang terbebas dari korupsi dan kapitalisme.

       Utamanya ,Susilo Bambang Yudhoyono beserta kabinetnya telah gagal ,telah berbohong ,bahkan telah berkhianat terhadap masyarakat dan negara.Janji-janji serta komitmen yang dibangunnya ,pada akhirnya telah diruntuhkan sendiri.Maka dari itu ,pada hari ini ,sebelum terlambat ,mari kita sebagai komponen masyarakat yang masih peduli terhadap kepada masa depan bangsa ,menyuarakan tuntutan kepada pemerintahan.

         Mari kita menuntut kepada pemerintah untuk masa depan bangsa yang lebih baik,dan bukan sebaliknya. Adapun 12 tuntutan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Yogyakarta terhadap pemerintah adalah :

  1. Tegakkan supremasi hukum.
  2. Usut tuntas kasus Century.
  3. Pendidikan gratis untuk rakyat.
  4. Tangkap,adili,dan hukum para koruptor tanpa terkecuali.
  5. Perbaiki sistem demokrasi .
  6. Selesaikan polemik UUK DIY secara benar dan proporsional.
  7. Hapus hutang luar negeri.
  8. Nasionalisme aset-aset asing.
  9. Tuntaskan kasus lapindo,kasus Munir,kasus Marsinah,kasus Wartawan Udin,kasus Tanjung Priok,dan lain sebagainya.
  10. Naikan upah buruh,turunkan gaji penjabat tinggi.
  11. Pecat aparat represif (khususnya Kapolri dan jajaran-jajaran atau bawahan -bawahanya yang represif,kejam ,dan korup).
  12. Jika tidak mampu ,maka bubarkan kabinet ,turunkan SBY ,dan bentuk pemerintahan baru yang bersih melalui pemilu ulang oleh rakyat.
           Demikian tuntutan ini kami suarakan hanya demi mengharap ridhlo Allah SWT ,Semoga bangsa ini ke depan akan lebih baik .Amin.


Wassalamualaikum wr.wb.

Koordinator Umum Aksi                           Ketua Umum HMI Cabang Yogyakarta
Taufik Saifudin                                                             Wahyu Minarno

Minggu, 09 Januari 2011

Alhamdulilah Pelatihan Jurnalistik Telah Selesai

cerita sedikit sih,hari ini ada pelatiahan jurnalistik yang merupakan sebuah proker bidang PTKM yang pemateri dari teman-teman sinergi,dab saya berterimakasih sekali pada teman-teman sinergi yang telah memberi wawasan tetang jurnalistik maupun pelatihan itu cuma dasar dari sebuah jurnalistik,tapi gak papa mungkin teman-teman dimulai dari ini kesukaan tentang jurnalistik,walupun tadi mungkin sedikit pada ngantuk karena di mulai dari pukul 10.00 WIB sampai 14.30 WIB karena juga makanannya sudah abis jadi ngantuk mulai melanda,antusiasme temen-temen saya akui semua memang hebat karena posisi pelatihan jurnalistik bertepatan saat mau UAS tapi mereka meluangkan waktu untuk datang ke komisariat ,dan juga temen-temen bidang PTKM khususnya saya mengucapkan terima kasih dan teman-teman  pengurus juga saya ucapkan terimakasih,dan yang belum datang juga terima kasih,sekian dari saya

created pak suroso

Senin, 03 Januari 2011

Forum HMI Komisariat Stimik Akakom

alhamdullilah kami dari bidang PTKM mempersembahkan karya kami untuk teman-teman semua untuk berbagi pertanyaan maupun sebuah jawaban dan sebuah perbincangan diskusi.tidak usah berlama-lama kami dari bidang PTKM mempersembahkan sebuah forum kepada temen-temen di dunia maya .kami berharap forum tersebuat bisa bermanfaat bagi kita semua

kebijakan forum :
1. forum tersebut tidak boleh digunakan untuk thread yang berbau sara maupun sesuatu yang akan menimbulkan masalah di kemudian hari
2. apabila anda ingin thread anda harus mendaftar dulu dan mendapatkan user dan passwd di email anda untuk konfirmasi
3. dilarang saling mengejek thread orang lain karena dapat menimbulkan pertengakaran
4. maanfaatkan forum ini dengan baik yakinlah kamu mendapatkan jawaban dari thread kamu

sekian dari kami dari bidang PTKM apabila ada kebijakan yang salah silahkan kirim pesan ke saya sebagai admin dan untuk menambah kebijakan juga sama kirim pesan ke saya.sekian terima kasih




                                                                                        kabid PTKM

Sabtu, 01 Januari 2011

Pelatihan Jurnalistik

Kami dari bidang PTKM ingin mempersembahkan sebuah pelatihan kepada teman-teman HMI komisariat akakom yaitu sebuah pelatihan jurnalistik yang akan dilaksanakan pada :

Hari dan tanggal    : Minggu,9 januari 2011
Pukul                       : 9.00 wib
Pemateri                 : Dari lembaga Pers HMI cabang jogjakarta (sinergi)

Kedatangan temen-temen HMI komisariat akakom sangat berarti demi kelangsungan acara ini dan dapat menambah wawasan teman-teman dalam bidang jurnalistik .Demikian dari kami dari bidang PTKM.




                                                                              Hormat kami



                                                                              Bidang PTKM

Kamis, 30 Desember 2010

Sejarah Himpunan Mahasiswa Islam ( H M I )

    A. Definisi Sejarah  Sejarah adalah pelajaran dan pengetahuan tentang perjalanan masa lampau ummat manusia, mengenai apa yang dikerjakan, dikatakan dan dipikirkan oleh manusia pada masa lampau, untuk menjadi cerminan dan pedoman berupa pelajaran, peringatan, kebenaran bagi masa kini dan mendatang untuk mengukuhkan hati manusia.

    B. Latar Belakang Sejarah Berdirinya HMI

    Kalau ditinjau secara umum ada 4 (empat) permasalahan yang menjadi latar belakang sejarah berdirinya HMI.

    Situasi Dunia Internasional

    Berbagai argumen telah diungkapkan sebab-sebab kemunduran ummat Islam. Tetapi hanya satu hal yang mendekati kebenaran, yaitu bahwa kemunduran ummat Islam diawali dengan kemunduran berpikir, bahkan sama sekali menutup kesempatan untuk berpikir. Yang jelas ketika ummat Islam terlena dengan kebesaran dan keagungan masa lalu maka pada saat itu pula kemunduran menghinggapi kita.

    Akibat dari keterbelakangan ummat Islam , maka munculah gerakan untuk menentang keterbatasan seseorang melaksanakan ajaran Islam secara benar dan utuh. Gerakan ini disebut Gerakan Pembaharuan. Gerakan Pembaharuan ini ingin mengembalikan ajaran Islam kepada ajaran yang totalitas, dimana disadari oleh kelompok ini, bahwa Islam bukan hanya terbatas kepada hal-hal yang sakral saja, melainkan juga merupakan pola kehidupan manusia secara keseluruhan. Untuk itu sasaran Gerakan Pembaharuan atau reformasi adalah ingin mengembalikan ajaran Islam kepada proporsi yang sebenarnya, yang berpedoman kepada Al Qur'an dan Hadist Rassullulah SAW.

    Dengan timbulnya ide pembaharuan itu, maka Gerakan Pem-baharuan di dunia Islam bermunculan, seperti di Turki (1720), Mesir (1807). Begitu juga penganjurnya seperti Rifaah Badawi Ath Tahtawi (1801-1873), Muhammad Abduh (1849-1905), Muhammad Ibnu Abdul Wahab (Wahabisme) di Saudi Arabia (1703-1787), Sayyid Ahmad Khan di India (1817-1898), Muhammad Iqbal di Pakistan (1876-1938) dan lain-lain.

    Situasi NKRI

    Tahun 1596 Cornrlis de Houtman mendarat di Banten. Maka sejak itu pulalah Indonesia dijajah Belanda. Imprealisme Barat selama ± 350 tahun membawa paling tidak 3 (tiga) hal :

    Penjajahan itu sendiri dengan segala bentuk implikasinya.

    Missi dan Zending agama Kristiani.

    Peradaban Barat dengan ciri sekulerisme dan liberalisme.

    Setelah melalui perjuangan secara terus menerus dan atas rahmat Allah SWT maka pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta Sang Dwi Tunggal Proklamasi atas nama bangsa Indonesia mengumandangkan kemerdekaannya.

    

    Kondisi Mikrobiologis Ummat Islam di Indonesia

    Kondisi ummat Islam sebelum berdirinya HMI dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) golongan, yaitu : Pertama : Sebagian besar yang melakukan ajaran Islam itu hanya sebagai kewajiban yang diadatkan seperti dalam upacara perkawinan, kematian serta kelahiran. Kedua : Golongan alim ulama dan pengikut-pengikutnya yang mengenal dan mempraktekkan ajaran Islam sesuai yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Ketiga : Golongan alim ulama dan pengikut-pengikutnya yang terpengaruh oleh mistikisme yang menyebabkan mereka berpendirian bahwa hidup ini adalah untuk kepentingan akhirat saja. Keempat : Golongan kecil yang mencoba menyesuaikan diri dengan kemajuan jaman, selaras dengan wujud dan hakekat agama Islam. Mereka berusaha supaya agama Islam itu benar-benar dapat dipraktekkan dalam masyarakat Indonesia.

    Kondisi Perguruan Tinggi dan Dunia Kemahasiswaan

    Ada dua faktor yang sangat dominan yang mewarnai Perguruan Tinggi (PT) dan dunia kemahasiswaan sebelum HMI berdiri. Pertama: sisitem yang diterapkan dalam dunia pendidikan umumnya dan PT khususnya adalah sistem pendidikan barat, yang mengarah kepada sekulerisme yang "mendangkalkan agama disetiap aspek kehidupan manusia". Kedua : adanya Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY) dan Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) di Surakarta dimana kedua organisasi ini dibawah pengaruh Komunis. Bergabungnya dua faham ini (Sekuler dan Komunis), melanda dunia PT dan Kemahsiswaan, menyebabkan timbulnya "Krisis Keseimbangan" yang sangat tajam, yakni tidak adanya keselarasan antara akal dan kalbu, jasmani dan rohani, serta pemenuhan antara kebutuhan dunia dan akhirat.

     

          Berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

    Latar Belakang Pemikiran

    Berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) diprakasai oleh Lafran Pane, seorang mahasiswa STI (Sekolah Tinggi Islam), kini UII (Universitas Islam Indonesia) yang masih duduk ditingkat I. Tentang sosok Lafran Pane, dapat diceritakan secara garis besarnya antara lain bahwa Pemuda Lafran Pane lahir di Sipirok-Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Pemuda Lafran Pane yang tumbuh dalam lingkungan nasionalis-muslim pernah menganyam pendidikan di Pesantren, Ibtidaiyah, Wusta dan sekolah Muhammadiyah.

    Adapun latar belakang pemikirannya dalam pendirian HMI adalah: "Melihat dan menyadari keadaan kehidupan mahasiswa yang beragama Islam pada waktu itu, yang pada umumnya belum memahami dan mengamalkan ajaran agamanya. Keadaan yang demikian adalah akibat dari sitem pendidikan dan kondisi masyarakat pada waktu itu. Karena itu perlu dibentuk organisasi untuk merubah keadaan tersebut. Organisasi mahasiswa ini harus mempunyai kemampuan untuk mengikuti alam pikiran mahasiswa yang selalu menginginkan inovasi atau pembaharuan dalam segala bidang, termasuk pemahaman dan penghayatan ajaran agamanya, yaitu agama Islam. Tujuan tersebut tidak akan terlaksana kalau NKRI tidak merdeka, rakyatnya melarat. Maka organisasi ini harus turut mempertahankan Negara Republik Indonesia kedalam dan keluar, serta ikut memperhatikan dan mengusahakan kemakmuran rakyat.

    Peristiwa Bersejarah 5 Februari 1947

    Setelah beberapa kali mengadakan pertemuan yang berakhir dengan kegagalan. Lafran Pane mengadakan rapat tanpa undangan, yaitu dengan mengadakan pertemuan secara mendadak yang mempergunakan jam kuliah Tafsir. Ketika itu hari Rabu tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H, bertepatan dengan 5 Februari 1947, disalah satu ruangan kuliah STI di Jalan Setiodiningratan (sekarang Panembahan Senopati), masuklah mahasiswa Lafran Pane yang dalam prakatanya dalam memimpin rapat antara lain mengatakan "Hari ini adalah pembentukan organisasi Mahasiswa Islam, karena persiapan yang diperlukan sudah beres. Yang mau menerima HMI sajalah yang diajak untuk mendirikan HMI, dan yang menentang biarlah terus menentang, toh tanpa mereka organisasi ini bisa berdiri dan berjalan"

    Pada awal pembentukkannya HMI bertujuan diantaranya antara lain:

    Mempertahankan dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia.

    Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam. Sementara tokoh-tokoh pemula / pendiri HMI antara lain :

    


      # Lafran Pane (Yogya),


      # Karnoto Zarkasyi (Ambarawa),


      # Dahlan Husein (Palembang),


      # Maisaroh Hilal (Singapura),


      # Suwali, Yusdi Ghozali (Semarang),


      # Mansyur, Siti Zainah (Palembang),


      # M. Anwar (Malang),


      # Hasan Basri, Marwan, Zulkarnaen, Tayeb Razak, Toha Mashudi (Malang),


      # Baidron Hadi (Yogyakarta).



    Faktor Pendukung Berdirinya HMI

    Posisi dan arti kota Yogyakarta

    Yogyakarta sebagai Ibukota NKRI dan Kota Perjuangan

    Pusat Gerakan Islam

    Kota Universitas/ Kota Pelajar

    Pusat Kebudayaan

    Terletak di Central of Java

    Kebutuhan Penghayatan dan Keagamaan Mahasiswa

    Adanya tuntutan perang kemerdekaan bangsa Indonesia

    Adanya STI (Sekolah Tinggi Islam), BPT (Balai Perguruan Tinggi)

    Gajah Mada, STT (Sekolah Tinggi Teknik).

    Adanya dukungan Presiden STI Prof. Abdul Kahar Muzakir

    Ummat Islam Indonesia mayoritas

    Faktor Penghambat Berdirinya HMI

    Munculnya reaksi-reaksi dari :

    Perserikatan Mahasiswa Yogyakarta (PMY)

    Gerakan Pemuda Islam (GPII)

    Pelajar Islam Indonesia (PII)

    Fase-Fase Perkembangan HMI dalam Perjuangan Bangsa Indonesia

    Fase Konsolidasi Spiritual (1946-1947)

    Sudah diterangkan diatas

    Fase Pengokohan (5 Februari 1947 - 30 November 1947)

    Selama lebih kurang 9 (sembilan) bulan, reaksi-reaksi terhadap kelahiran HMI barulah berakhir. Masa sembilan bulan itu dipergunakan untuk menjawab berbagai reaksi dan tantangan yang datang silih berganti, yang kesemuanya itu semakin mengokohkan eksistensi HMI sehingga dapat berdiri tegak dan kokoh.

    Fase Perjuangan Bersenjata (1947 - 1949)

    Seiring dengan tujuan HMI yang digariskan sejak awal berdirinya, maka konsekuensinya dalam masa perang kemerdekaan, HMI terjun kegelanggang pertempuran melawan agresi yang dilakukan oleh Belanda, membantu Pemerintah, baik langsung memegang senjata bedil dan bambu runcing, sebagai staff, penerangan, penghubung. Untuk menghadapi pemberontakkan PKI di Madiun 18 September 1948, Ketua PPMI/ Wakil Ketua PB HMI Ahmad Tirtosudiro membentuk Corps Mahasiswa (CM), dengan Komandan Hartono dan wakil Komandan Ahmad Tirtosudiro, ikut membantu Pemerintah menumpas pemberontakkan PKI di Madiun, dengan mengerahkan anggota CM ke gunung-gunung, memperkuat aparat pemerintah. Sejak itulah dendam kesumat PKI terhadap HMI tertanam. Dendam disertai benci itu nampak sangat menonjol pada tahun '64-'65, disaat-saat menjelang meletusnya G30S/PKI.

    Fase Pertumbuhan dan Perkembangan HMI (1950-1963)

    Selama para kader HMI banyak yang terjun ke gelanggang pertempuran melawan pihak-pihak agresor, selama itu pula pembinaan organisasi terabaikan. Namun hal itu dilakukan secara sadar, karena itu semua untuk merealisir tujuan dari HMI sendiri, serta dwi tugasnya yakni tugas Agama dan tugas Bangsa. Maka dengan adanya penyerahan kedaulatan Rakyat tanggal 27 Desember 1949, mahasiswa yang berniat untuk melanjutkan kuliahnya bermunculan di Yogyakarta. Sejak tahun 1950 dilaksankanlah tugas-tugas konsolidasi internal organisasi. Disadari bahwa konsolidasi organisasi adalah masalah besar sepanjang masa. Bulan Juli 1951 PB HMI dipindahkan dari Yogyakarta ke Jakarta.

    Fase Tantangan (1964 - 1965)

    Dendam sejarah PKI kepada HMI merupakan sebuah tantangan tersendiri bagi HMI. Setelah agitasi-agitasinya berhasil membubarkan Masyumi dan GPII, PKI menganggap HMI adalah kekuatan ketiga ummat Islam. Begitu bersemangatnya PKI dan simpatisannya dalam membubarkan HMI, terlihat dalam segala aksi-aksinya, Mulai dari hasutan, fitnah, propaganda hingga aksi-aksi riil berupa penculikan, dsb.

    Usaha-usaha yang gigih dari kaum komunis dalam membubarkan HMI ternyata tidak menjadi kenyataan, dan sejarahpun telah membeberkan dengan jelas siapa yang kontra revolusi, PKI dengan puncak aksi pada tanggal 30 September 1965 telah membuatnya sebagai salah satu organisasi terlarang.

    Fase Kebangkitan HMI sebagai Pelopor Orde Baru (1966 - 1968)

    HMI sebagai sumber insani bangsa turut mempelopori tegaknya Orde Baru untuk menghapuskan orde lama yang sarat dengan ketotaliterannya. Usaha-usaha itu tampak antara lain HMI melalui Wakil Ketua PB Mari'ie Muhammad memprakasai Kesatuan Aksi Mahasiswa (KAMI) 25 Oktober 1965 yang bertugas antara lain : 1) Mengamankan Pancasila. 2) Memperkuat bantuan kepada ABRI dalam penumpasan Gestapu/ PKI sampai ke akar-akarnya. Masa aksi KAMI yang pertama berupa Rapat Umum dilaksanakan tanggal 3 Nopember 1965 di halaman Fakultas Kedokteran UI Salemba Jakarta, dimana barisan HMI menunjukan superioitasnya dengan massanya yang terbesar. Puncak aksi KAMI terjadi pada tanggal 10 Januari 1966 yang mengumandangkan tuntutan rakyat dalam bentuk Tritura yang terkenal itu. Tuntutan tersebut ternyata mendapat perlakuan yang represif dari aparat keamanan sehingga tidak sedikit dari pihak mahasiswa menjadi korban. Diantaranya antara lain : Arif rahman Hakim, Zubaidah di Jakarta, Aris Munandar, Margono yang gugur di Yogyakarta, Hasannudin di Banjarmasin, Muhammad Syarif al-Kadri di Makasar, kesemuanya merupakan pahlawan-pahlawan ampera yang berjuang tanpa pamrih dan semata-mata demi kemaslahatan ummat serta keselamatan bangsa serta negara. Akhirnya puncak tututan tersebut berbuah hasil yang diharap-harapkan dengan keluarnya Supersemar sebagai tonggak sejarah berdirinya Orde Baru.

    Fase Pembangunan (1969 - 1970)

    Setelah Orde Baru mantap, Pancasila dilaksanakan secara murni serta konsekuen (meski hal ini perlu kajian lagi secara mendalam), maka sejak tanggal 1 April 1969 dimulailah Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). HMI pun sesuai dengan 5 aspek pemikirannya turut pula memberikan sumbangan serta partisipasinya dalam era awal pembagunan. Bentuk-bentuk partisipasi HMI baik anggotanya maupun yang telah menjadi alumni meliputi diantaranya : 1) partisipasi dalam pembentukan suasana, situasi dan iklim yang memungkinkan dilaksanakannya pembangunan, 2) partisipasi dalam pemberian konsep-konsep dalam berbagai aspek pemikiran 3) partisipasi dalam bentuk pelaksana langsung dari pembangunan.

    Fase Pergolakan dan Pembaharuan Pemikiran (1970 - sekarang )

    Suatu ciri khas yang dibina oleh HMI, diantaranya adalah kebebasan berpikir dikalangan anggotanya, karena pada hakikatnya timbulnya pembaharuan karena adanya pemikiran yang bersifat dinamis dari masing-masing individu. Disebutkan bahwa fase pergolakan pemikiran ini muncul pada tahun 1970, tetapi geja-gejalanya telah nampak pada tahun 1968. Namun klimaksnya memang terjadi pada tahun 1970 di mana secara relatif masalah- masalah intern organisasi yang rutin telah terselesaikan. Sementara di sisi lain, persoalan ekstern muncul menghadang dengan segudang problema.

    Billahittaufiq  wal hidayah,

    Wassalamualaikum war. wab.

    

    HMI Cabang Gorontalo

    * Disadur dari berbagai sumber.


source : http://www.hmigorontalo.20megsfree.com/sejarah.html

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger